(Kisah Sejati Abdul Hakim)
Pemilik nama lengkap Muhammad Abdul Hakim ini adalah sosok pengajar tahsin atau tata cara membaca Al-Qur'an di sebuah sekolah yang terletak di daerah tangerang. sebuah sekolah swasta yang memberikan nilai lebih bagi pendidikan anak-anaknya dalam bidang Al-Qur'an.
pak Hakim demikian ia bisa dipanggil oleh anak-anak didiknya adalah sosok guru yang sederhana dan penuh dengan kesabaran. Hampir setiap hari ia berangkat dari rumahnya yang terletak di sebuah perumahan yang berlokasi di desa Sukatani, Cisoka Tangerang. Tidak kurang dari 25 km jarak yang selalu ditempuhnya dari rumah setiap hari. Namun, tidak pernah sedikit pun rasa lelah dan mengeluh terpancar dari wajahnya. Bahkan, sebaliknya, ia menikmati aktivitas tersebut sebagai suatu pengorbanan dan perjuangan. Kadang-kadang, untuk menghindari rasa jenuh dari mengahar di sekolah, ia luangkan waktu mengajar di sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari tempatnya mengajar. Ya, pak Hakim memiliki sampingan sebagai pengajar di TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur'an ) di perumahan Citra Raya Tangerang.
pak Hakim demikian ia bisa dipanggil oleh anak-anak didiknya adalah sosok guru yang sederhana dan penuh dengan kesabaran. Hampir setiap hari ia berangkat dari rumahnya yang terletak di sebuah perumahan yang berlokasi di desa Sukatani, Cisoka Tangerang. Tidak kurang dari 25 km jarak yang selalu ditempuhnya dari rumah setiap hari. Namun, tidak pernah sedikit pun rasa lelah dan mengeluh terpancar dari wajahnya. Bahkan, sebaliknya, ia menikmati aktivitas tersebut sebagai suatu pengorbanan dan perjuangan. Kadang-kadang, untuk menghindari rasa jenuh dari mengahar di sekolah, ia luangkan waktu mengajar di sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari tempatnya mengajar. Ya, pak Hakim memiliki sampingan sebagai pengajar di TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur'an ) di perumahan Citra Raya Tangerang.
Ia telah dikarunia lima orang anak yang semuanya mulai menginjak remaja. Baginya, penghasilan seorang pengajar dengan kebutuhan hidup yang tinggi tidaklah membuat dirinya terbebani dengan hidup ini. Bahkan, ia semakin yakin bahwa Allah tidak tinggal diam dengan keadaannya tersebut jika selalu memohon dan mengapdikan diri untuk-Nya.
Tidak heran, dirinya jarang sekali lupa dan lalai untuk taat dalam menjalankan setiap perintah-Nya. Ibadak-ibadah wajib sama sekali tidak pernah ditinggalkannya. Sebaliknya, ibadah-ibadah yang disebut sebagai ibadah sunah diperbanyaknya, termasuk shalat tahajud, shalat tahajud memiliki nilai lebih.
Tidak kurang dari tiga kali dalam sepekan, ia selalu menyempatkan diri untuk menemui Tuhannya pada sepertiga malam terakhir. Dia mulai pukul 02.30 sampai menjelang pajar. Semua itu dilakukan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan benar-benar hidupnya diperuntukkan hanya lillahi ta'ala, untuk Allah SWT.
Sebelum berangkat ke tempat mengajar, terlebih dahulu ia mengantarkan beberapa anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar yang letaknya tidak jauh dari tempat ia tinggal. Sekembalinya dari tempat mengajar, hari sudah menjelang malam. Bahkan, ia lebih sering pukul 21.00. Tentunya rasa lelah menghinggapinya setiap hari. Namun, sikap sang istri membuatnya selalu merasa nyaman dan senang, sehingga seketika rasa lelah pun dapat pergi dengan cepat. Apalagi anak-anak menyambutnya dengan pelukan dan dekapan hangat.
Hari-harinya dilakukan dengan penuh aktivitas. Ia tidak pernah sama sekali merasa terbebani dengan keadaan tersebut. Sang istri pun sebagai pengajar TPA di lingkungan perumahan selalu setia membantu sang suami dengan penuh keikhlasan. mereka sepasang suami istri yang berjuang penuh dengan keikhlasan dan pengorbanan kepada Allah SWT.
Anak-anak juga terasa terayomi dengan sikap kedua orangtua mereka yang selalu mengajarinya dengan ahlak yang baik. Bagaimana sikap kepada sesama dan orangtua selalu anak-anak dapatkan dari kedua orangtuannya.
Diberikan anak-anak dan istri yang mendukung setiap pekerjaannya membuat Pak Hakim sangat bersyukur kepada yang Maha Kuasa, karena merasa rumahnya adalah surga di dunia. Inilah yang Pak Hakim rasakan kala pulang dari tempatnya mengajar.
Sekilas yang Pak Hakim rasakan dengan terciptanya keharmonisan dalam keluarga adalah imbas dari shalat tahajud yang ia lakukan beberapa hari setiap pekan. Selain itu, semua ini didukung pula dengan shalat tahajud sang istri yang selalu setia mendampinginya.
Selain sikap istiqomah yang dapat ia rasakan dengan shalat tahajud, sikap optimis dalam menjalani kehidupan ini juga menjadi salah satu energi positif yang mengiringi kesehariannya. Tidak hanya itu, ia juga semakin yakin dengak keagungan Allah SWT. Sungguh Pak Hakim sangat bersyukur dengan keadaan tersebut. Selain Memiliki Keluarga yang damai dan sejahtera, hatinya pun selalu merasakan ketenangan. Batin Pak Hakim merasa telah terpenuhi sebagai mahluk yang diberikan kehidupan oleh yang Maha Kuasa. "Mungkin ini salah satu rahasia shalat tahajud yang diberikan kepada kita ya, Bu," ucap Pak Hakim kepada istrinya.
"Kita tetap harus selalu bersyukur dengan keadaan kita seperti ini," jawab sang istri menghibur
ketenangan dan keharmonisan dalam keluarga adalah salah satu hal yang istimewa bagi keluarga Pak Hakim. Ketenangan hidup menjadi andalan mereka dalam mengarungi kehidupan yang fana ini.
***
"Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga keduannya shalat dua raka'at, tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir." (HR Abu Daud)